About PMK
 

Home
PMK Website
About PMK
Pengurus PMK
Visi dan Misi
Nafiri News
Artikel
Birthday
Info Komisi PMK
Others

Tidak banyak yang mengetahui kapan dan bagaimana Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) FK-FKG-PSIK Unhas itu terbentuk, walaupun sejak kita diterima di FK/FKG/PSIK otomatis kita sudah menjadi anggota PMK FK-FKG-PSIK.

Dalam tulisan ini, akan dibahas tentang sejarah berdirinya PMK kita, dengan harapan setelah mengetahuinya, kita akan semakin rindu untuk mengambil pelayanan di dalamnya.

Tahun 1989 merupakan masa yang tersulit untuk perkembangan pelayanan mahasiswa kedokteran dimana pada tahun ini terjadi perubahan besar dalam pertumbuhan iman orang Kristen yang mengakibatkan timbulnya perubahan-perubahan pada pola-pola pelayanan, baik di gereja maupun di masyarakat. Hal ini nampak dari munculnya persekutuan-persekutuan baru dan bermanifestasi dalam bentuk persekutuan-persekutuan doa. Hal ini juga terasa di Fakultas Kedokteran dimana mulai bermunculan kelompok-kelompok doa mahasiswa yang saling mempengaruhi sehingga tidak ditemukan lagi kegiatan ibadah bersama. Yang ada hanya ibadah-ibadah kelompok persekutuan doa.

Hal ini mengakibatkan rasa kekompakan dan persaudaraan yang ada mulai hilang dan berganti dengan pertentangan antara kelompok-kelompok pelayanan. Ibadah rutin mahasiswa yang semula rutin diadakan dan diprakarsai oleh GMKI Komisariat Kedokteran tidak lagi menjadi satu-satunya ibadah mahasiswa. Walaupun demikian, GMKI Komisariat Kedokteran yang merupakan satu-satunya wadah yang menaungi seluruh mahasiswa Kristen di fakultas Kedoteran tanpa memandang Kristen Protestan atau Katolik, tetap melakukan fungsi sosial kemasyarakatannya lewat kegiatan Baksos di Tana Toraja ’89 yang diketuai dr. Farma Lelepadang. Ketua GMKI Komisariat Kedokteran waktu itu adalah dr. Antonius Hariaja dan sekretarisnya dr. Valetina Biticaca.

Lewat kegiatan Baksos ini, mahasiswa Kristen masih mampu dipersatukan, ditandai dengan banyaknya peserta yang terlibat. Selain baksos ini, mahasiswa Kristen maih mampu melakukan Natal ’90 secara bersama (Protestan dan Katolik) yang dikelola dan dirayakan sendiri oleh mahasiswa (belum bergabung dengan Persekutuan AGAPE).

Selanjutnya pada tahun 1990 tidak banyak peristiwa yang dapat dicatat karena pada tahun ini terjadi kevakuman dalam pelayanan karena mahasiswa masih lebih terfokus pada kesibukan pelayanan di masing-masing kelompok persekutuan, misalnya persekutuan doa di Perkantas, Kasper, Maranatha, GMKI Komisariat Kedokteran, dan lain-lain. Namun Natal tahun 1990 masih tetap dibuat dan dikelola oleh mahasiswa secara bersama-sama.

Jadi praktis pada tahun 1989-1990 hanya kegiatan Natal saja yang bisa mempersatukan mahasiswa Kristen (Protestan dan Katolik). Bagi mahasiswa Kristen yang Katolik , masa ini tidak terlalu banyak berpengaruh, justru mereka semakin kuat dalam persekutuannya mengingat mereka sudah memiliki ibadah persekutuan sendiri yaitu KKMK (Kerukunan Keluarga Mahasiswa Katolik) meskipun belum terlalu lama mereka bentuk. Bagi mahasiswa Kristen yang Protestan, dengan banyaknya aliran-aliran gereja dan kelompok-kelompok doa yang ada dalam mahasiswa sehingga sulit bagi mereka untuk bersatu. Namun puji syukur patut kita panjatkan kepada Tuhan karena telah membuka jalan untuk menyatukan anak-anakNya lewat angkatan 1987, dimana lewat pengurus GMKI Komisariat Kedokteran pada waktu itu (dr. Antonius Harijaja dan dr. Valentina Bicaca bersama dengan teman-teman seangkatan mereka) memprakarsai pembentukan PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) Fakultas Kedokteran pada tanggal 22 September 1991. Pengurus PMK yang pertama adalah dr. Irwan Tjandianto sebagai ketua (Protestan) dan dr. Andre Sutana sebagai sekretaris (Katolik). Pada tanggal 22 September 1991, PMK diresmikan da pengurus PMK yan gpertama dilantik oleh Prof. dr. John Adam, yang juga sebagai penasihat PMK dan Ketua AGAPE pada saat itu. Pada waktu diadakan ibadah bersama yang dipimpin olr Dra. Nelly Tuhumury yang juga sebagai pembina rohani.

dr. Antonius Harijaja dalam sambutannya pada acara tersebut mengemukakan bahwa maksud dan tujuan PMK dibentuk berawal dari keinginan untuk mempersatukan mahasiswa Kedokteran dalam satu wadah pelayanan rohani dimana baik yang Katolik maupun yang Protestan dapat duduk bersama dalam satu ibadah. Jadi secara praktis, pengurus PMK hanya akan melaksanakan kegiatan yang sifatnya fungsional pelayanan kerohanian, sehingga nantinya hanya satu wadah pelayanan yang melaksanakan kegiatan ibadah secara rutin. Sejak saat itu, GMKI Komisariat Kedokteran dan kelompok-kelompok doa mulai menggabungkan diri dalam ibadah PMK.

Pada awalnya mahasiswa Katolik masih aktif dalam PMK namun mereka akhirnya mulai mengambil jarak dengan pelayanan di PMK dan lebih mengaktifkan KKMK dalam ibadah dan kegiatan baksos, sehingga praktis akhir 1991 hanya mahasiswa Protestan yang tetap mengikuti kegiatan PMK.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh kepengurusan PMK yang I (1991-1992) yaitu : ibadah pelantikan pengurus baru yang dirangkaikan dengan malam bina akrab penyambutan angkatan 1991 sebagai angkatan termuda di gedung SMA Gamaliel, ibadah rutin setiap dua minggu sekali, ibadah kreatif yang dirangkaikan dengan seminar “Abortus dan Euthanasia ditinjau dari segi madis dan rohani”  yang dibawakan oleh Prof. dr. Agus Sopacua dan dra. Nelly Tuhumury di gedung GKI Samiun. Secara praktis kegiatan PMK ini hanya berjalan dengan baik selama satu semester, semester berikutnya terjadi banyak kevakuman. Namun pada periode inilah, ibadah natal mahasiswa tidak lagi dibuat sendiri tetapi bergabung dengan AGAPE (Persekutuan dokter-dokter baik yang Katolik maupun Portestan).

Karena banyaknya kevakuman pada semester genap, yang merupakan akhir kepengurusan PMK I, maka diadakan pertemuan di sekretariat PMK I jl. Tondongkura menjelang masuknya mahasiswa baru angkatan 1992. pada pertemuan itu disepakati untuk tetap melanjutkan PMK meskipun teman-teman yang Katolik sudah tidak terlibat lagi dalam PMK, mereka lebih mengaktifkan persekutuannya dalam KKMK. Pada pertemuan ini meskipun hanya banyak yang hadir, namun hanya 9 oran gyang mempunyai komitmen dan perhatian terhadap kelanjutan OMK serta memikul tanggung jawab untuk PMK dengan segala keterbatasannya. Mereka adalah dr. Irwan Tjandianto, dr. Andre Sutana (Katolik), dr. Surya (mantan sekretaris Komisariat), dr. John Felix Rundupadang (’89), dr. Nelson Chin, dr. Selvi Josten, dr. Merits, dr. Santi Makagiasar (’90), dan John Luke (’91). Hampir semua yang hadir adalah mahasiswa Protestan sehingga diputuskan untuk tetap melanjutkan keperngurusan PMK periode 1992-1993 agar mahasiswa Protestan tetap dapat dipersatukan lewat wadah ini karena mengingat banyaknya aliran-aliran dan kelompok-kelompok ibadah persekutuan.

Demikian awal terbentuknya PMK dan sejak saat itu kepengurusan tetap berlanjut sampai sekarang meskipun terdapat perubahan-perubahan yang seiring dengan pergantian pengurus, namun visi dan misi PMK tetap menjadi tujuan utama.